Senin, 01 Juli 2013

Makalah Inovasi Pembelajaran PAUD



BAB I
PENDAHULUAN


Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dirasakan monoton dan hal ini berlangsung dalam waktu yang lama. Pembelajaran bersifat kompleks artinya tidak hanya guru yang terlibat aktif dalam pembelajaran melainkan siswa dan guru. Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki dan menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengadakan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan kemampuan siswa dan supaya tidak bosan.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, banyak pertanyaan yang muncul yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis otak dalam inovasi pembelajaran dan apa maksud dari individu sebagai pribadi yang unik?Apa sebenarnya inovasi pembelajaran? Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?




BAB II
PEMBAHASAN


A.   Definisi Pembelajaran Inovatif
Ketika mendengar kata “inovasi” yang muncul dalam benak barangkali sesuatu yang baru dan unik. Dalam pembelajaran banyak teori yang mendukung inovasi, seperti teori behaviorisme, teori kognitivisme, dan lain-lain. Salah satunya tentang teori pembelajaran berbasis kemampuan otak. Menurut etimologi, inovasi berasal dari kata innovation yang bermakna pembaharuan, perubahan. Inovasi adakalanya diartikan sebagai penemuan, tetapi berbeda dengan penemuan dari kata diskoveri atau invensi. Inovasi adalah suatu ide, produk, metode yang dirasakan sebagi sesuatu yang baru, baik berupa hasil diskoveri atau invensi yang digunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330). Dari pengertian ini diketahui bahwa inovasi adalah suatu hal yang baru, unik dan bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi erat kaitannya dengan pembelajaran yang melibatkan guru dan peserta didik.
Menurut Hera Lestari Mikarsa ( 2007 : 7.3 ), ada dua istilah yang berkaitan erat dengan pembelajaran, yaitu pendidikan dan pelatihan. Di dalam dunia pendidikan untuk membentuk kepribadian individu dan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pelatihan untuk melatih keterampilan individu dilaksanakan di perindustrian. Makna pendidikan dan pelatihan sebaiknya dipadukan dan diperoleh arti dari pembelajaran bukan terbatas pada ruang dan waktu, tetapi tergantung pada organisasi dan komponen yang berkaitan untuk mendidik siswa.
Pembelajaran juga merupakan proses komunikatif-intearktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Gagne dan Briggs (1979:3) menyatakan pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Jadi pembelajaran proses dimana guru dan siswa saling berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan.
Dari pengertian inovasi dan pembelajaran tersebut maka makna inovasi pembelajaran merupakan metode baru yang berbeda yang digunakan untuk membentuk kepribadian dan melatih keterampilan siswa agar dapat berkembang secara optimal. Contoh inovasi dalam pembelajaran telah diketahui bahwa dunia anak TK dan SD merupakan dunia bermain, tetapi guru seringkali melupakan hal ini. Seharusnya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat dan penuh tantangan. Seperti pembuatan yel-yel dan berdoa sebelum belajar. Inovasi dalam pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan suasana baru dalam belajar dan mengoptimalkan kemampuan siswa.
Pembelajaran Inovatif  mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi pebelajar untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif  yang disajikan adalah model pembelajaran kolaboratif model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran berorientasi  Nature of Science (NOS). Ketiga model tersebut memiliki peluang yang besar dalam memfasilitasi siswa untuk lebih bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajarnya.

B.   Mekanisme Pelaksanaan
Guru adalah faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Kemampuan guru dalam melaksanakan poses belajar mengajar sangat bepengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa. Biasanya guru menggunakan model pembelajaran konvensional dan metode ceramah sebagai cara untuk menyampaikan materi pelajaran. Melalui model pembelajaran konvesioanal dan metode ceramah, siswa akan lebih banyak pengetahuan, namun pengetahuan itu hanya diterima dari informasi guru, akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna karena ilmu pengetahuan yang didapat oleh siswa mudah terlupakan.
Siswa juga cenderung jenuh dan bosan jika pembelajaran yang dilakukan selalu monoton dan metode lama selalu sepert itu saja. Untuk mengatasi hal itu guru harus memiki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengenal pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu, guru harus menguasi teknik – teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Setiap materi yang akan disampaikan harus menggunakan metode yang tepat, karena dengan metode belajar yang berbeda akan mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, terutama pelajaran matematika.
Dalam pembelajaran- pembelajaran inovatif yang diterapkan oleh bapak Suharja, S.Pd.Mat di kelas IX pada pelaksanaannya memerlukan berbagai persiapan, yaitu siswa diharapkan mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan misalnya sebelum membahas suatu materi siswa mempelajari materi terlebih dahulu. Agar dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut berjalan lancar. Kemudian guru mempersiapkan materi dengan baik, peralatan, maupun media yang diperlukan dalam pembelajaran inovatif. Pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dapat dilaksanakan di ruang kelas maupun di ruang multimedia.

C.   Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif
 Melalui pembelajaran-pembelajaran inovatif dapat diketahaui apa tujuan pembelajaran tersebut untuk siswa. Dan siswa akan mengetahui bagaimana cara menyelesaikan suatu persoalan dengan menggunakan solusi yang tepat. Jika diberi suatu persoalan siswa akan lebih tanggap dan berusaha menyelesaikan. Sehingga pembelajaran inovatif yang diterapkan oleh guru tidak membuat siswa jenuh terhadap pelajaran matematika yang dianggap sebagian siswa sebagai pelajaran yang sulit.
Dari pelaksanaan pembelajaran- pembelajaran yang inovatif terjadi peningkatan motivasi belajar siswa terhadap matematika, misalnya siswa akan lebih tertarik dan tertantang untuk menerima atau mengikuti pelajaran matematika, respon siswa meningkat, dan siswa juga lebih aktif dan kreatif. Dalam proses pembelajaran siswa akan cenderung aktif bertanya serta aktif menyelesaikan suatu permasalahan dalam matematika.
Yang dipelajari siswa diharapkan berguna bagi hidupnya. Dengan demikian siswa akan memposisikan dirinya sebagai pihak yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti.

D.   Konsep Belajar dan Pembelajaran
Menurut Gagne (1984) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Hakikat belajar sesungguhnya adalah proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat tetap dan lama dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja.
Sedangkan pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Jika pembelajaran dianggap suatu system, berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, strategi, metode pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran. Namun apabila pembelajaran dianggap suatu proses, maka rangkaian kegiatan guru untuk membuat siswa belajar.
Konsep proses pembelajaran dimulai dari merencanakan program pengajaran,dan penyusunan persiapan mengajar. Persiapan pembelajaran juga mencakup kegiatan guu untuk membaca buku-buku atau media pembelajaran lain yang berkaitan dengan materi belajar sisw dan mengecek keberfungsian alat peraga yang akan digunakan. Mengkonsep pembelajaran juga harus memahami prinsip-prinsip belajar antara lain, prinsip kesiapan, prinsip asosiasi, prinsip latihan, dan prinsip akibat.
Mencermati perkembangan anak dan perlunya pembelajaran pada anak usia dini, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak usia dini, yakni:
1)    materi pendidikan.
2)    metode pendidikan yang dipakai. (kami memakai kurikulum berbasis karakter)

Menyikapi perkembangan anak usia dini, perlu adanya suatu program pendidikan yang didisain sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Di dalam keluarga dan pendidikan demokratis orang tua dan pendidik berusaha memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan yang dibutuhkan oleh anak.
Tentu juga dipengaruhi seberapa baik dan sehat orang tua berperilaku dan bersikap terhadap anak-anak usia dini. Sebagian besar anak-anak berkembang pada masa yang berbeda dan membutuhkan lingkungan yang dapat membuka jalan pikiran mereka.
Anak bertumbuh dan berkembang dengan baik kalau mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan yang penuh pengertian dan dalam situasi yang damai dan harmoni. Bagaikan keluarga yang sedang mengasuh dan membimbing anak-anak secara alamiah sesuai dengan kodrat anak di sebuah taman. Hal yang menarik, anak-anak juga ingin mandiri dan tak banyak lagi mau tergantung pada orang lain.
Dengan adanya tugas perkembangan yang diemban anak-anak, diperlukan adanya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak yang selalu “dibungkus” dengan permainan, suasana riang, enteng, bernyanyi dan menari. Pada usia lima tahun pada umumnya anak-anak baik secara fisik maupun kejiwaan sudah siap untuk belajar hal-hal yang semakin tidak sederhana dan berada pada waktu yang cukup lama di sekolah. Setelah apada usia 2-3 tahun mengalami perkembangan yang cepat. Pada usia enam tahun, pada umumnya anak-anak telah mengalami perkembangan dan kecakapan bermacam-macam keterampilan fisik. Kadang-kadang untuk anak-anak tertentu keterampilan-keterampilan ini telah dikuasainya pada usia 4-5 tahun.
Sambil belajar mengetik anak-anak belajar mengeja, menulis dan membaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sekitar 2 % anak yang sudah belajar dan mampu membaca pada usia 3 tahun, 6 % pada usia empat tahun, dan sekitar 20 % pada usia 5 tahun. kemudian kehidupan tahun-tahun awal merupakan tahun-tahun yang paling kreaktif dan produktif bagi anak-anak. Hal ini ditandai antara lain dengan adanya relasi dan komunikasi yang hangat dan akrab.
Mereka terdorong untuk belajar hal-hal yang baru dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Guru dan orang tua hendaknya memberikan jawaban yang wajar. Sampai pada usia ini, anak-anak masih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan orang tuanya.
Dengan kasih sayang yang diterima, anak-anak akan berkembang emosi dan intelektualnya, yang penting adalah pemberian pujian dan penghargaan secara wajar.
Untuk memfasilatasi tingkat perkembangan fisik anak, pada taman kanak-kanak perlu dibuat adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-alat keterampilan lainnya, karena pada usia 2- 6 tahun tingkat perkembangan fisik anak berkembang sangat cepat, dan pada umur tersebut anak-anak perlu dikenalkan dengan fasilitas dan alat-alat untuk bermain, guna lebih memacu perkembangan fisik sekaligus perkembangan psikis anak terutama untuk kecerdasan.

E.     Prinsip-prinsip  Belajar Anak
Prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar anak jelas akan berbeda dengan prinsip belajar orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak, di antaranya :
a.      Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi dimensional yang terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak tersebut. Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman langsung. Misalnya anak di ajak untuk karyawisata ke kebun binatang, untuk mengenal berbagai macam hewan yang ada.

b.      Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta perkembangan anak dapat mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui bagaimana pencapaian perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan baik maka ia akan lebih mudah dalam proses belajar
c.      Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya maka akan menghasilkan sebuah pengalaman dalam belajar. Hal tersebut berarti lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan di sini bersifat fisik dan fsikis. Contohnya saja anak akan mudah dalam belajar jika terdapat media dan kelompok dalam sebuah pembelajaran.
d.     Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki anak dapat diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara merasakan, melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti itu makan proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya, dengan anak dapat melihatsebuah benda maka selanjutnya anaka akan berfikir apa benda itu dan harus di buat apa benda itu
e.      Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang cepat dalam merespon kita ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran.  Ada beberapa tipe pembelajaran anak diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan kinestetik dimana anak bergerak secara terus menerus.
f.      Anak Belajar melalui Bermain
Anak dapat bermain dimana saja ia berada, baik itu di ruamah maupun sekolah. Dalam proses bermain tersebut anak akan mendapatkan berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam proses bermain tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar. Dalam bermain, anak dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang sesuai  imajinasi anak. Guru di sekolah harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media yang dibutuhkan anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan anak. Maka daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh prinsip belajar dan pembelajaran anak.



BAB III
P E N U T U P


A.   Kesimpulan
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan oleh guru. Inovasi dengan pembelajaran berbasis otak merupakan salah satu cara yang bisa digunakan. Otak merupakan system syaraf yang sangat vital, oleh karena itu otak perlu diasah supaya berkembang optimal. System pendidikan yang digunakan sebaiknya seimbang menggunakan dan mengasah kemampuan otak secara seimbang.

B.   Saran
Dalam mengembangkan inovasi pembelajaran sebaiknya dilihat keadaan individu dan lingkungan. Masing-masing individu mempunyai kapasitas otak yang berbeda-beda.




DAFTAR PUSTAKA

Jensen, Eric, Brain-Based Learning. (2008). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Udin Syaefudin, 2009, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

1 komentar:

  1. Ya, ulasan yang lengkap tentang Inovasi pendidikan anak usia dini PAUD seharusnya sudah dimulai pada usia itu. Peran guru, orang tua dan pemerintah sangat penting untuk terwujudnya program tersebut

    BalasHapus

Silahkan berkomentar asalkan dengan bahasa yang sopan..ok??