BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh
dan bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan pembelajaran dirasakan monoton dan hal ini berlangsung dalam
waktu yang lama. Pembelajaran bersifat kompleks artinya tidak hanya guru yang
terlibat aktif dalam pembelajaran melainkan siswa dan guru. Guru dituntut untuk
mengembangkan keahlian yang dimiliki dan menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu
guru perlu mengadakan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan kemampuan siswa
dan supaya tidak bosan.
Berdasarkan latar belakang tersebut
diatas, banyak pertanyaan yang muncul yang berhubungan dengan inovasi
pembelajaran. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis otak dalam inovasi
pembelajaran dan apa maksud dari individu sebagai pribadi yang unik?Apa
sebenarnya inovasi pembelajaran? Bagaimana konsep belajar dan pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pembelajaran Inovatif
Ketika mendengar
kata “inovasi” yang muncul dalam benak barangkali sesuatu yang baru dan unik.
Dalam pembelajaran banyak teori yang mendukung inovasi, seperti teori
behaviorisme, teori kognitivisme, dan lain-lain. Salah satunya tentang teori
pembelajaran berbasis kemampuan otak. Menurut etimologi, inovasi berasal dari
kata innovation yang bermakna pembaharuan, perubahan. Inovasi adakalanya
diartikan sebagai penemuan, tetapi berbeda dengan penemuan dari kata diskoveri
atau invensi. Inovasi adalah suatu ide, produk, metode yang dirasakan sebagi
sesuatu yang baru, baik berupa hasil diskoveri atau invensi yang digunakan
untuk tujuan tertentu.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau
pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI,
1990 : 330). Dari pengertian ini diketahui bahwa inovasi adalah suatu hal yang
baru, unik dan bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi erat kaitannya dengan
pembelajaran yang melibatkan guru dan peserta didik.
Menurut Hera
Lestari Mikarsa ( 2007 : 7.3 ), ada dua istilah yang berkaitan erat dengan
pembelajaran, yaitu pendidikan dan pelatihan. Di dalam dunia pendidikan untuk
membentuk kepribadian individu dan dilaksanakan di sekolah, sedangkan pelatihan
untuk melatih keterampilan individu dilaksanakan di perindustrian. Makna
pendidikan dan pelatihan sebaiknya dipadukan dan diperoleh arti dari
pembelajaran bukan terbatas pada ruang dan waktu, tetapi tergantung pada
organisasi dan komponen yang berkaitan untuk mendidik siswa.
Pembelajaran
juga merupakan proses komunikatif-intearktif antara sumber belajar, guru, dan
siswa yaitu saling bertukar informasi. Gagne dan Briggs (1979:3) menyatakan
pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal. Jadi
pembelajaran proses dimana guru dan siswa saling berinteraksi untuk memperoleh
pengetahuan.
Dari pengertian
inovasi dan pembelajaran tersebut maka makna inovasi pembelajaran merupakan
metode baru yang berbeda yang digunakan untuk membentuk kepribadian dan melatih
keterampilan siswa agar dapat berkembang secara optimal. Contoh inovasi dalam
pembelajaran telah diketahui bahwa dunia anak TK dan SD merupakan dunia
bermain, tetapi guru seringkali melupakan hal ini. Seharusnya setiap guru dalam
setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan,
menggairahkan, dinamis, penuh semangat dan penuh tantangan. Seperti pembuatan
yel-yel dan berdoa sebelum belajar. Inovasi dalam pembelajaran bertujuan untuk
mendapatkan suasana baru dalam belajar dan mengoptimalkan kemampuan siswa.
Pembelajaran
Inovatif mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau
instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru
agar mampu memfasilitasi pebelajar untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan
hasil belajar. Pembelajaran inovatif yang disajikan adalah model
pembelajaran kolaboratif model pembelajaran berbasis proyek dan model
pembelajaran berorientasi Nature of Science (NOS). Ketiga model tersebut
memiliki peluang yang besar dalam memfasilitasi siswa untuk lebih bertanggung
jawab terhadap proses dan hasil belajarnya.
B. Mekanisme
Pelaksanaan
Guru adalah
faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Kemampuan guru dalam
melaksanakan poses belajar mengajar sangat bepengaruh terhadap tingkat
pemahaman siswa. Biasanya guru menggunakan model pembelajaran konvensional dan
metode ceramah sebagai cara untuk menyampaikan materi pelajaran. Melalui model
pembelajaran konvesioanal dan metode ceramah, siswa akan lebih banyak
pengetahuan, namun pengetahuan itu hanya diterima dari informasi guru,
akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna karena ilmu pengetahuan yang
didapat oleh siswa mudah terlupakan.
Siswa juga
cenderung jenuh dan bosan jika pembelajaran yang dilakukan selalu monoton dan
metode lama selalu sepert itu saja. Untuk mengatasi hal itu guru harus memiki
strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengenal
pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu,
guru harus menguasi teknik – teknik penyajian, atau biasanya disebut metode
mengajar. Setiap materi yang akan disampaikan harus menggunakan metode yang
tepat, karena dengan metode belajar yang berbeda akan mempengaruhi siswa dalam
menerima pelajaran, terutama pelajaran matematika.
Dalam
pembelajaran- pembelajaran inovatif yang diterapkan oleh bapak Suharja,
S.Pd.Mat di kelas IX pada pelaksanaannya memerlukan berbagai persiapan, yaitu
siswa diharapkan mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan misalnya sebelum
membahas suatu materi siswa mempelajari materi terlebih dahulu. Agar dalam
pelaksanaan pembelajaran tersebut berjalan lancar. Kemudian guru mempersiapkan
materi dengan baik, peralatan, maupun media yang diperlukan dalam pembelajaran
inovatif. Pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dapat dilaksanakan di ruang
kelas maupun di ruang multimedia.
C. Hasil
Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif
Melalui
pembelajaran-pembelajaran inovatif dapat diketahaui apa tujuan pembelajaran
tersebut untuk siswa. Dan siswa akan mengetahui bagaimana cara menyelesaikan
suatu persoalan dengan menggunakan solusi yang tepat. Jika diberi suatu
persoalan siswa akan lebih tanggap dan berusaha menyelesaikan. Sehingga
pembelajaran inovatif yang diterapkan oleh guru tidak membuat siswa jenuh
terhadap pelajaran matematika yang dianggap sebagian siswa sebagai pelajaran
yang sulit.
Dari pelaksanaan
pembelajaran- pembelajaran yang inovatif terjadi peningkatan motivasi belajar
siswa terhadap matematika, misalnya siswa akan lebih tertarik dan tertantang
untuk menerima atau mengikuti pelajaran matematika, respon siswa meningkat, dan
siswa juga lebih aktif dan kreatif. Dalam proses pembelajaran siswa akan
cenderung aktif bertanya serta aktif menyelesaikan suatu permasalahan dalam
matematika.
Yang dipelajari
siswa diharapkan berguna bagi hidupnya. Dengan demikian siswa akan memposisikan
dirinya sebagai pihak yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti.
D. Konsep
Belajar dan Pembelajaran
Menurut Gagne
(1984) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Hakikat belajar sesungguhnya
adalah proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat tetap dan lama dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar
yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur
hidup, kapan saja dan dimana saja.
Sedangkan
pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu interaksi antar anak dengan anak,
anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Jika pembelajaran
dianggap suatu system, berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, strategi, metode pembelajaran,
evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran. Namun apabila pembelajaran dianggap
suatu proses, maka rangkaian kegiatan guru untuk membuat siswa belajar.
Konsep proses
pembelajaran dimulai dari merencanakan program pengajaran,dan penyusunan
persiapan mengajar. Persiapan pembelajaran juga mencakup kegiatan guu untuk
membaca buku-buku atau media pembelajaran lain yang berkaitan dengan materi
belajar sisw dan mengecek keberfungsian alat peraga yang akan digunakan.
Mengkonsep pembelajaran juga harus memahami prinsip-prinsip belajar antara
lain, prinsip kesiapan, prinsip asosiasi, prinsip latihan, dan prinsip akibat.
Mencermati
perkembangan anak dan perlunya pembelajaran pada anak usia dini, tampaklah
bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak usia dini,
yakni:
1) materi pendidikan.
2) metode pendidikan yang dipakai. (kami memakai
kurikulum berbasis karakter)
Menyikapi
perkembangan anak usia dini, perlu adanya suatu program pendidikan yang
didisain sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Di dalam keluarga dan
pendidikan demokratis orang tua dan pendidik berusaha memfasilitasi pertumbuhan
dan perkembangan yang dibutuhkan oleh anak.
Tentu juga
dipengaruhi seberapa baik dan sehat orang tua berperilaku dan bersikap terhadap
anak-anak usia dini. Sebagian besar anak-anak berkembang pada masa yang berbeda
dan membutuhkan lingkungan yang dapat membuka jalan pikiran mereka.
Anak bertumbuh
dan berkembang dengan baik kalau mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan
yang penuh pengertian dan dalam situasi yang damai dan harmoni. Bagaikan
keluarga yang sedang mengasuh dan membimbing anak-anak secara alamiah sesuai
dengan kodrat anak di sebuah taman. Hal yang menarik, anak-anak juga ingin
mandiri dan tak banyak lagi mau tergantung pada orang lain.
Dengan adanya
tugas perkembangan yang diemban anak-anak, diperlukan adanya pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan bagi anak-anak yang selalu “dibungkus” dengan
permainan, suasana riang, enteng, bernyanyi dan menari. Pada usia lima tahun
pada umumnya anak-anak baik secara fisik maupun kejiwaan sudah siap untuk
belajar hal-hal yang semakin tidak sederhana dan berada pada waktu yang cukup
lama di sekolah. Setelah apada usia 2-3 tahun mengalami perkembangan yang
cepat. Pada usia enam tahun, pada umumnya anak-anak telah mengalami
perkembangan dan kecakapan bermacam-macam keterampilan fisik. Kadang-kadang
untuk anak-anak tertentu keterampilan-keterampilan ini telah dikuasainya pada
usia 4-5 tahun.
Sambil belajar
mengetik anak-anak belajar mengeja, menulis dan membaca. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada sekitar 2 % anak yang sudah belajar dan mampu membaca pada
usia 3 tahun, 6 % pada usia empat tahun, dan sekitar 20 % pada usia 5 tahun.
kemudian kehidupan tahun-tahun awal merupakan tahun-tahun yang paling kreaktif
dan produktif bagi anak-anak. Hal ini ditandai antara lain dengan adanya relasi
dan komunikasi yang hangat dan akrab.
Mereka terdorong
untuk belajar hal-hal yang baru dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk
mengetahui sesuatu. Guru dan orang tua hendaknya memberikan jawaban yang wajar.
Sampai pada usia ini, anak-anak masih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan
orang tuanya.
Dengan kasih
sayang yang diterima, anak-anak akan berkembang emosi dan intelektualnya, yang
penting adalah pemberian pujian dan penghargaan secara wajar.
Untuk memfasilatasi tingkat perkembangan fisik anak, pada taman kanak-kanak perlu dibuat adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-alat keterampilan lainnya, karena pada usia 2- 6 tahun tingkat perkembangan fisik anak berkembang sangat cepat, dan pada umur tersebut anak-anak perlu dikenalkan dengan fasilitas dan alat-alat untuk bermain, guna lebih memacu perkembangan fisik sekaligus perkembangan psikis anak terutama untuk kecerdasan.
Untuk memfasilatasi tingkat perkembangan fisik anak, pada taman kanak-kanak perlu dibuat adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-alat keterampilan lainnya, karena pada usia 2- 6 tahun tingkat perkembangan fisik anak berkembang sangat cepat, dan pada umur tersebut anak-anak perlu dikenalkan dengan fasilitas dan alat-alat untuk bermain, guna lebih memacu perkembangan fisik sekaligus perkembangan psikis anak terutama untuk kecerdasan.
E. Prinsip-prinsip Belajar Anak
Prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang harus
dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar anak
jelas akan berbeda dengan prinsip belajar orang dewasa. Berikut merupakan
prinsip-prinsip belajar anak, di antaranya :
a. Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi
dimensional yang terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak tersebut.
Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak
menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif
dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman
langsung. Misalnya anak di ajak untuk karyawisata ke kebun binatang, untuk
mengenal berbagai macam hewan yang ada.
b. Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta
perkembangan anak dapat mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang
guru harus mengetahui bagaimana pencapaian perkembangangan anak. Anak yang
dapat berkembang dengan baik maka ia akan lebih mudah dalam proses belajar
c. Belajar Anak Dipengaruhi oleh
Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya maka akan
menghasilkan sebuah pengalaman dalam belajar. Hal tersebut berarti lingkungan
dapat mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan di sini bersifat fisik dan
fsikis. Contohnya saja anak akan mudah dalam belajar jika terdapat media dan
kelompok dalam sebuah pembelajaran.
d. Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki anak dapat
diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara merasakan,
melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti itu makan
proses pembelajaranpun aka lebih mudah. Contonya, dengan anak dapat
melihatsebuah benda maka selanjutnya anaka akan berfikir apa benda itu dan harus
di buat apa benda itu
e. Anak Belajar dengan Gaya yang
Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang cepat dalam
merespon kita ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran.
Ada beberapa tipe pembelajaran anak diantaranya: tipe auditif, tipe visual, dan
kinestetik dimana anak bergerak secara terus menerus.
f. Anak Belajar melalui Bermain
Anak dapat bermain dimana saja ia berada, baik itu di
ruamah maupun sekolah. Dalam proses bermain tersebut anak akan mendapatkan
berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam proses bermain
tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar. Dalam bermain, anak
dapat berperan sebagai dokter, guru atau pedagang sesuai imajinasi anak.
Guru di sekolah harus dapat memfasilitasi anak dalam penyediaan media yang
dibutuhkan anak.Prinsip-prinsip tersebut sangan penting untuk perkembangan
anak. Maka daripada itu seorang guru harus mengetahui dan memahami seluruh
prinsip belajar dan pembelajaran anak.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Inovasi
pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan
oleh guru. Inovasi dengan pembelajaran berbasis otak merupakan salah satu cara
yang bisa digunakan. Otak merupakan system syaraf yang sangat vital, oleh
karena itu otak perlu diasah supaya berkembang optimal. System pendidikan yang
digunakan sebaiknya seimbang menggunakan dan mengasah kemampuan otak secara
seimbang.
B. Saran
Dalam
mengembangkan inovasi pembelajaran sebaiknya dilihat keadaan individu dan
lingkungan. Masing-masing individu mempunyai kapasitas otak yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, Eric, Brain-Based Learning. (2008). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Udin Syaefudin, 2009, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Ya, ulasan yang lengkap tentang Inovasi pendidikan anak usia dini PAUD seharusnya sudah dimulai pada usia itu. Peran guru, orang tua dan pemerintah sangat penting untuk terwujudnya program tersebut
BalasHapus