BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya merupakan
suatu permasalahan yanng tak asing lagi apabila kita dengan ditelinga kita,
banyak faktor yangmenyebabkan timbulnya budaya, dan budaya itu sendiri dapat menimbulkan
banyak dampak dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam makalah ini kami akan
membahas tentang dampak-dampak budaya dalam kehidupan kita, terutama budaya
yang mendorong kemajuan budaya yang menyebabkan kemiskinan. Sehubungan dengan
masalah yang kita bahas dalam makalah ini, apabila dilihat dari segi
kebudayaan, pembanggunan tidak lain adalah usaha dasar untuk menciptakan
kondisi idup manusia yang lebih baik, menciptakan lingkungan hidup yang lebih
serasi, menciptakan kemudahan atau pasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat.
B. Rumusan Masalah
Budaya apakah yang bisa mendorong atau
menuju kemajuan dan budaya seperti apa yang menyebabkan kemiskinan?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui budaya yang dapat
mendorong kemajuan masyarakat dan budaya yang dapat menimbulkan kemiskinan,
sehingga sebagai mahasiswa kita dapat mengimplementasikan dalam kehidupan
bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Budaya Sebagai
Sarana Kemajuan dan Sebagai Ancaman Bagi Manusia
Pada abad ke-19 Filfus Hegel
membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan
dirinya sendiri. Dalam budaya manusias tak menerima begitu saja apa y7ang
disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubah dan mengembangkannya lebih
lanjut. Dengan terbuat demikian, akan terjadi jurang antar manusia dan dirinya.
Itu yang dimaksud dengan keterleoasan yang menyebabkan terjadinya ketegangan,
yang terus-menerus.
dirinya sendiri. Dalam budaya manusias tak menerima begitu saja apa y7ang
disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubah dan mengembangkannya lebih
lanjut. Dengan terbuat demikian, akan terjadi jurang antar manusia dan dirinya.
Itu yang dimaksud dengan keterleoasan yang menyebabkan terjadinya ketegangan,
yang terus-menerus.
Van Feursen berusahan
menjelaskan hal yang tampak serta bertentangan itu. Ia
berkata “Dengan mengembangkan alam, manusia memasukkan alam kedalam dirinya
sendiri. Hal ini hanyalah mengemungkinkan apabilah ia sadar bahwa dirinya berada
diluar alam. Karena manusia secara tidak otomatos menyentuh dirinya dengan alam
ia pun berdudaya. Dengan kemikian ketegangan itu meletup ai budaya.
berkata “Dengan mengembangkan alam, manusia memasukkan alam kedalam dirinya
sendiri. Hal ini hanyalah mengemungkinkan apabilah ia sadar bahwa dirinya berada
diluar alam. Karena manusia secara tidak otomatos menyentuh dirinya dengan alam
ia pun berdudaya. Dengan kemikian ketegangan itu meletup ai budaya.
Budaya memasukkan dunia
kedalam wilayah manusia, lalu menyebabkan menjadi manusiawi,. Akibatnya
manusia mengolah tanah, membangun rumah dan kuil, memoelajari gerakan bintang
dan edaran misim. Singkatan duni menjadi halaman gerak manusia mendorong
manusia untuk membut jarak dengan alam berarti mencaplok dalam diri manusia.
Dalam pengamalan sejarah
umat manusia, dikenal pula gejala-gejala kelalahan budaya.
Manusia mendambakan kehidupan bangsa primitif yang bpenuh dengan ritus, adt,
dan hiasan. Manusia mulai jemudengan budaya yang serbah melelahkan dan ingin
nikmat secara alami. Sekalipun bangsa primitif pun juga memiliki budaya, hal
itu tak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kadng-kadang orang mengirah bahwa
semakin maju budayanya, semakin banyak dosa yang dibuat. Sebaliknya, semakin
primitif budaya itu, semakin suci.
Manusia mendambakan kehidupan bangsa primitif yang bpenuh dengan ritus, adt,
dan hiasan. Manusia mulai jemudengan budaya yang serbah melelahkan dan ingin
nikmat secara alami. Sekalipun bangsa primitif pun juga memiliki budaya, hal
itu tak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kadng-kadang orang mengirah bahwa
semakin maju budayanya, semakin banyak dosa yang dibuat. Sebaliknya, semakin
primitif budaya itu, semakin suci.
Rousseau mengajak manusia
pada alam. (1750). Karenah alam merupakan sesuatu yang ideal yang harus semakin
didekati dan dicapai oleh manusia. Dalam dunia modern,
bermunculan kecenderungan manusia (misalnya, kaum hippies dan kaum ala lendra)
untuk melarikan diri dari budayanya dan kemvbali ke alam. Sehubungan itu, Klages(1930).
Menulis budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri. Peradaban, pabrik
berasap, udara yang penuh bunyi, kota yang koto, hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan budi yang tamak merupakan akibat dari budata menurut Klages. Budaya itu menguasai, menyalagunakan, menjajah, dan mematikan. Kekuasaan budaya dapat dilihat dimana-mana. Klages juda menyimpulkan bahwa manusia tak dapat hidup tanpa budaya yang memuat ancaman bagi dirinya sendiri itu.
bermunculan kecenderungan manusia (misalnya, kaum hippies dan kaum ala lendra)
untuk melarikan diri dari budayanya dan kemvbali ke alam. Sehubungan itu, Klages(1930).
Menulis budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri. Peradaban, pabrik
berasap, udara yang penuh bunyi, kota yang koto, hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan budi yang tamak merupakan akibat dari budata menurut Klages. Budaya itu menguasai, menyalagunakan, menjajah, dan mematikan. Kekuasaan budaya dapat dilihat dimana-mana. Klages juda menyimpulkan bahwa manusia tak dapat hidup tanpa budaya yang memuat ancaman bagi dirinya sendiri itu.
Apa yang dikatakan oleh
Klages dan beberapa filosof lain memang adabenarnya juga.
Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mmpu menyeret
manusia kedalam jurang kerusakan. Sehubungan dengan itu, Freud dalam brosurnya
berjudul DAS UNBEHAGEN IN DERCULTUR (derita dalam budaya) menjelaskan budaya dapat bessifat neurotis. Dalam brosurnya yang lain, DIE ZUKUNFT EINER
ILLUSSION (masa depan suatu ilusi) ia menerangkan bahwa sumber budaya
terdiri tatas nafsu birahi (eros) dan kedaruratan atau siruasi kepepet.
Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mmpu menyeret
manusia kedalam jurang kerusakan. Sehubungan dengan itu, Freud dalam brosurnya
berjudul DAS UNBEHAGEN IN DERCULTUR (derita dalam budaya) menjelaskan budaya dapat bessifat neurotis. Dalam brosurnya yang lain, DIE ZUKUNFT EINER
ILLUSSION (masa depan suatu ilusi) ia menerangkan bahwa sumber budaya
terdiri tatas nafsu birahi (eros) dan kedaruratan atau siruasi kepepet.
Freud menunjukkan bahwa
segalah usaha budaya manusia itu merugikan, karena menurut pandangannya yang
vitalitas itu manusia adalh homo natura yang sudah selayaknya mencari
kebahagiaanya dalam alam dinia dan berharap agar bertemu dengan
tuhannya .
tuhannya .
B.
Budaya Membutuhkan Etika
Menurut Calvin, di
dalam alam maupun budaya tersembunyilah budaya, dalam menelaah budaya dan alam,
manusia menemukan insur dosa melihat di dalamnya. Dengan demikian, seseorang
Calvinis yang mengenal dan menjelani askese, tak menarik diri alam dunia.
Calvin sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia,
tetapi penangannya harus dilaksanakan dengan cara sederhana saja.
Sehubungan dengan
itu,Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya itu bagaimanapun merupakan bagian
dari kehidupan manusia, baik sebagian hal yang berharga sehingga harus dijauhi.
Budaya manusia dapat menaklukan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam.
Alam dan budayamerupakan dua kutub yang saling memerlukan dan memberikan ruang
kehidupan bagi manusia. Contohnya, perkakas yang semulanya merupakan alat perpanjangan
tangan manusia. Kemudian malah menyebabkan manusia cenderung menjadi
perpanjangan perkakasnya, sehingga budaya dengan itu mengancam manusia.
Honderdaal menunjukan
bahwa di masa sekarang kita dapat menghayati ketidakmanusiawiaan itu sekaligus.
Seorang manusia dengan tata kerja robot dapat sekaligus hidup secara tehnik
dan etis pula.sehubungan dengan itu, filosofis Prancis Albert Schweizer
perna mengatakan
bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa
kehancuran. Oleh sebab
itu, dianjurkan agar kita memperjuankan mati-matian
unsur etika di dalam mendasari budaya.
C.
Produktivitas
Kemajuan teknologi
merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain
adalah penambahan modal dan tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang di
gunakan, semakin meningkat pula produksi. Hanya saja apabila penggunaan tenaga
kerja telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan tenaga
kerja sudah tidak efektip lagi: (Walaupun ada penambahan
tenaga kerja tetapi tidak menambahi penambahan produksi),di perlukan penambahan
modal.
Begitupun pula
sebaliknya sejumlah modal hanya dikerjakan oleh tenaga kerja di bawah batas
yang diperlukan, sehingga modal itu belum berproduksi sesuai dengan kapasitasnya.
Pemanfaatan tenaga kerja ini bukan dilihat dari segi kuantitasnya. Untuk
memperoleh produktivitas yang optimal dipergunakan penggunaan faktor-faktor
pruduksi (modal, sumber daya manusia,dan alam) secara optimal pula, tanpa
mengabaikan pertimbangan antara faktor produksi itu. Modal akan
mengurangi kenuntungan karenamodal mengalami penyusutan. Begitu juga
sumber budaya manusia
apabila tidak
dipergunakanpun akan menimbulkan masalah-masalah sosial, di samping juga upah-aset
yang tidak produktif.
Untuk menaikan
produktivitas barang modal adalah dengan mempergunakan teknologi madern,
dan untuk meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia adalah dengan
pendidikan, latihan serta alih teknologi.
D.
Kemiskinan
Kemiskinan sering di
identifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok,seperti
pangan, kesehatan, sandang, papan dan sebagainya. Dengan perkataan lain,
kemiskinan merupakan ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia
mengalami keresahan, kesengsaraan, dan kemelaratan dalam setiap langkah
hidupnya (Siswanto, 1998).
Kemiskinan bagaikan
penyakit yang di berantas.untuk megatasi kemiskinan, paling tidak harusa di
lihat dari konteks maslahnya. Kemiskinan dilihat dari beberapa faktor yang
setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.
1.
Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam pada
hakekatnya merupakan karunia Tuhan.sumber daya alam merupakan semua benda yang
merupakan hadia alam, baik yang ada di permukaan tanah ataupun yang tersimpan
didalamnya untuk dipergunakan dalam proses produksi (Soelistijo, 1984).
Sumber daya alam
bukanlah pilihan ataupun buatan manusia tetapi sudah tersedia di bumi.kalau
sumber daya alam ini buatan seseorang atau bangsa, tentu negara yang miskin
sumber daya alam akan berusaha membuatnya. Sumber daya alam ini merupakan salah
satu ukuran kekayaan suatu bangsa atau negara. Walaupun begitu bukan berarti
bahwa bangsa atau negara yang menyimpam banyak kekayaan akan menjadi makmur.
Tentu tidak, hal ini masih memerlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang
kurang baik,selain tidak memberikan manfaat yang optimal, juga tidak dapat di
lestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
2. Terbatasnya
Sumber Daya Manusia
Bahwa sumber daya
alam tidak dengan sendirinya menjadi sadiaan yang langsung bermanfaat untuk
menutupi kebutuhan hidup manusia. Tentu manusia dalam ini sebagai subjeknya
harus mampu mengelolanya. Sumber daya alam yang tidak pernah di jamah oleh
manusia. Selamanya tidak akan memberi manfaat. Kelangkaan sumber
daya manusia ini pada suatu daera atau negara menyebabkan sumberdaya
alamnya tidak dapat di kelolah dengan sempurna.
Di daerah atau negara yang sumber
daya manusianya yang sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia tetap
tidak
menikmati sumber daya alam itu. Sebagai contoh,
daerah luar jawa yang tanahnya subur dan kaya sumber daya alam, tidak dapat
memberikanmanfaat yang optimal karena belum di kelolah dengan baik. Untuk mengelolah
sumber daya alam itu.di perlukan tenaga manusia maka dengan transmigrasi sumber
daya alam itu dapat di kelolah dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
3. Terbatasnya
Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa
tidak dapat berbuat banyak. Kalaupun suatu negara cukup kaya sumber daya alam
dan cukup tersedia sumber daya manusia, tetapi tidak mempunyai modal kekayaan itu
belum bisa diambil manfaatnya arena barang modal merupakan alat untuk mengolah kekayaan
yang dimiliki.
4. Rendah nya
Prokduktivitas
Kemiskinan suatu negara
dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber
daya manusia dan barang modal sumber daya manusia yang
dimiliknya tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar ketinggalannya dari
negara maju, karena memang prokduvitasnya sangat rendah. Bagi negara yang prokdutivitas
dan sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit
untuk memnuhi kebutuhan-kebutuhan rakyatnya,sehingga ia sekarang berada dalam
kekurangan. Agar sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan tambang yang
tidak diperbaharui, penggunaanya diatur pada batas-batas tertentu agar tidak
habis dalam waktu yang relatif singkat.
Binatang atau
tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai langkah diupayakan untuk dikoncervasikan dicagar
alam atau suaka alam. Upaya ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem
dan memelihara kelestarian, spesies dan gen yang pada masa yang akan datang
sangat diperlukan. Disamping itu dengan kemajuan bioteknologi
tumbuh-tumbuhan maupun binatang diharapkan dapat menyumbangkan gen-gennya bagi
keperluan rekayasa genetika. Dari gen tersebut, diupayakan pengembangan sumber
daya alam yang lebih unggul dibandingkan induknya baik melalui pengembangan
dari jenis yang sama maupun dengan cara silang ( pengembangan gen dari jenis
berbeda).
5. Rendahnya
Pendidikan
Sering kali
kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Di
negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup tinggi sebaiknya di negara
miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangat rendah. Itulah sebabnya sumber daya manusianya
tidak mempunyai keahlian atau keterampilanya yang cukup berperan dalam
pembangunan bangsanya.
Usaha untuk
meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur dengan belum tersedianya
sarana dan dana. Sebaliknya, kalau tidak diusahakan peningkatan
keterampilan atau kecakapan rajkyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah
tersedia tenaga-tenaga terampil dan kemampuan utnuk menggerakkan bangsa dan
negaranya.
keterampilan atau kecakapan rajkyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah
tersedia tenaga-tenaga terampil dan kemampuan utnuk menggerakkan bangsa dan
negaranya.
6. Faktor Internal
Ada beberapa penyebab seseorang atau sekumpulan
orang memiliki kemungkinan untuk menderita kemiskinan, antara lain:
·
Budaya malas
Budaya malas ini adalah sumber dari segala sumber
kemiskinan.Dengan bermalas-malasan orang akan terhambat untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan dan juga sumber penghasilan. sayangnya bagi sebagian orang, budaya
ini sudah terpatri di dalam otaknya, bagaikan sebuah kanker yang terus menjalar
ke seluruh tubuhnya. sebagai contohnya, para pengemis dan pak ogah yang sering
kita jumpai di jalanan, kebanyakan dari mereka masih memiliki tenaga yang kuat
untuk bekerja. namun sayangnya, mereka tidak mau mengeluarkan tenaga yang
dimiliki dalam tubuhnya tersebut untuk bekerja. mereka mungkin lebih memilih
untuk menjadi pengemis dari pada pekerja karena mereka mempunyai pemikiran
“Untuk apa bekerja, jika rejeki bisa mengalir tanpa harus bekerja”. itulah
sebuah pola pikir yang salah yang akan menyebabkan kemiskinan.
· Budaya
boros
Budaya boros adalah budaya negatif yang memiliki
arti,secara tidak bijaksana menggunakan uang yang kita miliki untuk hal yang
yang tidak perlu. Budaya boros sendiri identik dengan kegiatan pemuasan nafsu
sesaat. Memelihara budaya boros , sama saja dengan menjatuhkan kita kejurang
kemiskinan walaupun efeknya tidak terlihat secara langsung.
Dengan memeilihara budaya boros ini juga, akan
membuat kita tidak bisa berinvestasi sebab uang yang kita miliki sudah habis
terpakai untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. investasi sendiri
adalah tindakan yang sangat penting dilakukan karena dengan berinvestasi uang
kita akan bertambah
Untuk menyelsaikan masalah kemiskinan yang disebabkan
faktor internal, kita harus membuat kesepakatan dengan diri sendiri agar tidak
melakukan perbuatan tersebut di kemudian hari. Lakukanlah dari hal yang kecil
karena sesungguhnya yang kecil tersebut akan berubah menjadi besar.
BAB
III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas
dapat disimpulakan bahwa kebudayaan atau budaya itu dapat menjadikan kemajuan
dan dapat juga menjadikan atau memyebabkan kemiskinan, itu semua tergantung pada
kita sebagai manusia menanggapi atau menerima budaya tersebut dalam kehidupan
kita, apabila kita mampu menjadikan budaya tersebut sebagai alat bagi kita
banyak untuk dirikita maju, ataukah akan menjadikan kita tertinggal atau
kemiskinan.
B. Saran
Kemajuan memang
tidak dipungkiri merupakan hasil dari perubahan sosial yang berkembang. Tapi
kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menfilter budaya-budaya itu
sendiri. Apakah budaya tersebut pantas untuk kita sebagai warga negara
Indonesia atau tidak?
Untuk masalah
kemiskinan, penanggulangannnya harus diarahkan pada human capability. Elemen
dasar human capability adalah pendidikan yang memainkan peranan penting dalam
mengatasi masalah kemiskinan ini. Penulis juga menghimbau kepada masyarakat
pada umumnya untuk menghilangkan budaya malas dan budaya boros. “Allah tidak akan mengubah suatu kaum kalau
kaum itu tidak mau mengubah dirinya sendiri”, demikian firman Allah. Semua
perubahan berawal dari perubahan individu itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Udin,Alim
Amaran. 1976. Ilmu Pengetahuan Budaya
Dasar. Forum Pendidikan. IKIP : Jakarta
Amaran. 1976. Ilmu Pengetahuan Budaya
Dasar. Forum Pendidikan. IKIP : Jakarta
Kadir, Abdul dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Bina Ilmu : Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar asalkan dengan bahasa yang sopan..ok??