Senin, 28 Januari 2013

Makalah Budaya



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Budaya merupakan suatu permasalahan yanng tak asing lagi apabila kita dengan ditelinga kita, banyak faktor yangmenyebabkan timbulnya budaya, dan budaya itu sendiri dapat menimbulkan banyak dampak dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang dampak-dampak budaya dalam kehidupan kita, terutama budaya yang mendorong kemajuan budaya yang menyebabkan kemiskinan. Sehubungan dengan masalah yang kita bahas dalam makalah ini, apabila dilihat dari segi kebudayaan, pembanggunan tidak lain adalah usaha dasar untuk menciptakan kondisi idup manusia yang lebih baik, menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi, menciptakan kemudahan atau pasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat.

B. Rumusan Masalah
Budaya apakah yang bisa mendorong atau menuju kemajuan dan budaya seperti apa yang menyebabkan kemiskinan?

C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui budaya yang dapat mendorong kemajuan masyarakat dan budaya yang dapat menimbulkan kemiskinan, sehingga sebagai mahasiswa kita dapat mengimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

 


BAB II
PEMBAHASAN


A. Budaya Sebagai Sarana Kemajuan dan Sebagai Ancaman Bagi Manusia
Pada abad ke-19 Filfus Hegel membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan
dirinya sendiri. Dalam budaya manusias tak menerima begitu saja apa y7ang
disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubah dan mengembangkannya lebih
lanjut. Dengan terbuat demikian, akan terjadi jurang antar manusia dan dirinya.
Itu yang dimaksud dengan keterleoasan yang menyebabkan terjadinya ketegangan,
yang terus-menerus.
Van Feursen berusahan menjelaskan hal yang tampak serta bertentangan itu. Ia
berkata “Dengan mengembangkan alam, manusia memasukkan alam kedalam dirinya
sendiri. Hal ini hanyalah mengemungkinkan apabilah ia sadar bahwa dirinya berada
diluar alam. Karena manusia secara tidak otomatos menyentuh dirinya dengan alam
ia pun berdudaya. Dengan kemikian ketegangan itu meletup ai budaya.
Budaya memasukkan dunia kedalam wilayah manusia, lalu menyebabkan menjadi  manusiawi,. Akibatnya manusia mengolah tanah, membangun rumah dan kuil, memoelajari gerakan bintang dan edaran misim. Singkatan duni menjadi halaman gerak manusia mendorong manusia untuk membut jarak dengan alam berarti mencaplok dalam diri manusia.
Dalam pengamalan sejarah umat manusia, dikenal pula gejala-gejala kelalahan budaya.
Manusia mendambakan kehidupan bangsa primitif yang bpenuh dengan ritus, adt,
dan hiasan. Manusia mulai jemudengan budaya yang serbah melelahkan dan ingin
nikmat secara alami. Sekalipun bangsa primitif pun juga memiliki budaya, hal
itu tak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kadng-kadang orang mengirah bahwa
semakin maju budayanya, semakin banyak dosa yang dibuat. Sebaliknya, semakin
primitif budaya itu, semakin suci.
Rousseau mengajak manusia pada alam. (1750). Karenah alam merupakan sesuatu yang ideal yang harus semakin didekati dan dicapai oleh manusia. Dalam dunia modern,
bermunculan kecenderungan manusia (misalnya, kaum hippies dan kaum ala lendra)
untuk melarikan diri dari budayanya dan kemvbali ke alam. Sehubungan itu, Klages(1930).
Menulis budaya merupakan bahaya bagi manusia sendiri. Peradaban, pabrik
berasap, udara yang penuh bunyi, kota yang koto, hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan budi yang tamak merupakan akibat dari budata menurut Klages. Budaya itu menguasai, menyalagunakan, menjajah, dan mematikan. Kekuasaan budaya dapat dilihat dimana-mana. Klages juda menyimpulkan bahwa manusia tak dapat hidup tanpa budaya yang memuat ancaman bagi dirinya sendiri itu.
Apa yang dikatakan oleh Klages dan beberapa filosof lain memang adabenarnya juga.
Dalam budaya kadang termuat kuasa-kuasa yang mengancam dan mmpu menyeret
manusia kedalam jurang kerusakan. Sehubungan dengan itu, Freud dalam brosurnya
berjudul DAS UNBEHAGEN IN DERCULTUR (derita dalam budaya) menjelaskan budaya dapat bessifat neurotis. Dalam brosurnya yang lain, DIE ZUKUNFT EINER
ILLUSSION
(masa depan suatu ilusi) ia menerangkan bahwa sumber budaya
terdiri tatas nafsu birahi (eros) dan kedaruratan atau siruasi kepepet.
Freud menunjukkan bahwa segalah usaha budaya manusia itu merugikan, karena menurut pandangannya yang vitalitas itu manusia adalh homo natura yang sudah selayaknya mencari kebahagiaanya dalam alam dinia dan berharap agar bertemu dengan
tuhannya .

B. Budaya Membutuhkan Etika
 Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya tersembunyilah budaya, dalam menelaah budaya dan alam, manusia menemukan insur dosa melihat di dalamnya. Dengan demikian, seseorang Calvinis yang mengenal dan menjelani askese, tak menarik diri alam dunia. Calvin sendiri masih mengakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penangannya harus dilaksanakan dengan cara sederhana saja.
Sehubungan dengan itu,Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya itu bagaimanapun merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagian hal yang berharga sehingga harus dijauhi. Budaya manusia dapat menaklukan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budayamerupakan dua kutub yang saling memerlukan dan memberikan ruang kehidupan bagi manusia. Contohnya, perkakas yang semulanya merupakan alat perpanjangan tangan manusia. Kemudian malah menyebabkan manusia cenderung menjadi perpanjangan perkakasnya, sehingga budaya dengan itu mengancam manusia.
Honderdaal menunjukan bahwa di masa sekarang kita dapat menghayati ketidakmanusiawiaan itu sekaligus. Seorang manusia dengan tata kerja robot dapat sekaligus hidup secara tehnik dan etis pula.sehubungan dengan itu, filosofis  Prancis Albert Schweizer perna mengatakan bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa kehancuran. Oleh sebab itu, dianjurkan agar kita memperjuankan mati-matian unsur etika di dalam mendasari budaya.

C. Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang di gunakan, semakin meningkat pula produksi. Hanya saja apabila penggunaan tenaga  kerja telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan tenaga kerja sudah tidak efektip lagi: (Walaupun ada penambahan tenaga kerja tetapi tidak menambahi penambahan produksi),di perlukan penambahan modal.
Begitupun pula sebaliknya sejumlah modal hanya dikerjakan oleh tenaga kerja di bawah batas yang diperlukan, sehingga modal itu belum berproduksi sesuai dengan kapasitasnya. Pemanfaatan tenaga kerja ini bukan dilihat dari segi kuantitasnya. Untuk memperoleh produktivitas yang optimal dipergunakan penggunaan faktor-faktor pruduksi (modal, sumber daya manusia,dan alam) secara optimal pula, tanpa mengabaikan pertimbangan antara faktor produksi itu. Modal akan mengurangi kenuntungan karenamodal mengalami penyusutan.  Begitu juga sumber budaya manusia apabila tidak dipergunakanpun akan menimbulkan masalah-masalah sosial, di samping juga upah-aset yang tidak produktif.
Untuk menaikan produktivitas barang modal adalah dengan mempergunakan  teknologi madern, dan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan, latihan serta alih teknologi.

D. Kemiskinan
Kemiskinan sering di identifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok,seperti  pangan, kesehatan, sandang, papan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, kemiskinan merupakan ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan, dan kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya (Siswanto, 1998).
Kemiskinan bagaikan penyakit yang di berantas.untuk megatasi kemiskinan, paling tidak harusa di lihat dari konteks maslahnya. Kemiskinan dilihat dari beberapa faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.
1. Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam pada hakekatnya merupakan karunia Tuhan.sumber daya alam merupakan semua benda yang merupakan hadia alam, baik yang ada di permukaan tanah ataupun yang tersimpan didalamnya untuk dipergunakan dalam proses produksi (Soelistijo, 1984).
Sumber daya alam bukanlah pilihan ataupun buatan manusia tetapi sudah tersedia di bumi.kalau sumber daya alam ini buatan seseorang atau bangsa, tentu negara yang miskin sumber daya alam akan berusaha membuatnya. Sumber daya alam ini merupakan salah satu ukuran kekayaan suatu bangsa atau negara. Walaupun begitu bukan berarti bahwa bangsa atau negara yang menyimpam banyak kekayaan akan menjadi makmur. Tentu tidak, hal ini masih memerlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang kurang baik,selain tidak memberikan manfaat yang optimal, juga tidak dapat di lestarikan  dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

2.  Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Bahwa sumber daya alam tidak dengan sendirinya menjadi sadiaan yang langsung bermanfaat untuk menutupi kebutuhan hidup manusia. Tentu manusia dalam ini sebagai subjeknya harus mampu mengelolanya. Sumber daya alam yang tidak pernah di jamah oleh manusia. Selamanya tidak akan memberi manfaat. Kelangkaan sumber daya manusia ini pada suatu daera atau negara menyebabkan sumberdaya  alamnya tidak dapat di kelolah dengan sempurna.
Di daerah atau negara yang sumber daya manusianya yang sedikit walaupun kaya  sumber daya alam, ia tetap tidak menikmati  sumber daya alam itu. Sebagai contoh, daerah luar jawa yang tanahnya subur dan kaya sumber daya alam, tidak dapat memberikanmanfaat yang optimal karena belum di kelolah dengan baik. Untuk mengelolah sumber daya alam itu.di perlukan tenaga manusia maka dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat di kelolah dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

3.  Terbatasnya Barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak dapat berbuat banyak. Kalaupun suatu negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup tersedia sumber daya manusia, tetapi tidak mempunyai modal kekayaan itu belum bisa diambil manfaatnya arena barang modal merupakan alat untuk mengolah kekayaan yang dimiliki.

4. Rendah nya Prokduktivitas
Kemiskinan suatu negara  dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan barang modal sumber daya manusia yang dimiliknya tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar ketinggalannya dari negara maju, karena memang prokduvitasnya sangat rendah. Bagi negara yang prokdutivitas dan sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk memnuhi kebutuhan-kebutuhan rakyatnya,sehingga ia sekarang berada dalam kekurangan. Agar sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan tambang yang tidak diperbaharui, penggunaanya diatur pada batas-batas tertentu agar tidak habis dalam waktu yang relatif singkat.
Binatang atau tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai langkah diupayakan untuk dikoncervasikan dicagar alam atau suaka alam. Upaya ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memelihara kelestarian, spesies dan gen yang pada masa yang akan datang sangat diperlukan. Disamping itu dengan kemajuan bioteknologi tumbuh-tumbuhan maupun binatang diharapkan dapat menyumbangkan gen-gennya bagi keperluan rekayasa genetika. Dari gen tersebut, diupayakan pengembangan sumber daya alam yang lebih unggul dibandingkan induknya baik melalui pengembangan dari jenis yang sama maupun dengan cara silang ( pengembangan gen dari jenis berbeda).

5. Rendahnya Pendidikan
Sering kali kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Di negara maju tingkat pendidikan rakyatnya cukup tinggi sebaiknya di negara miskin tingkat pendidikan rakyatnya sangat rendah. Itulah sebabnya sumber daya manusianya tidak mempunyai keahlian atau keterampilanya yang cukup berperan dalam pembangunan bangsanya.
Usaha untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan rakyatnya terbentur dengan belum tersedianya sarana dan dana. Sebaliknya, kalau tidak diusahakan peningkatan
keterampilan atau kecakapan rajkyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah
tersedia tenaga-tenaga terampil dan kemampuan utnuk menggerakkan bangsa dan
negaranya.

6.  Faktor Internal
Ada beberapa penyebab seseorang atau sekumpulan orang memiliki kemungkinan untuk menderita kemiskinan, antara lain:
·      Budaya malas
Budaya malas ini adalah sumber dari segala sumber kemiskinan.Dengan bermalas-malasan orang akan terhambat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga sumber penghasilan. sayangnya bagi sebagian orang, budaya ini sudah terpatri di dalam otaknya, bagaikan sebuah kanker yang terus menjalar ke seluruh tubuhnya. sebagai contohnya, para pengemis dan pak ogah yang sering kita jumpai di jalanan, kebanyakan dari mereka masih memiliki tenaga yang kuat untuk bekerja. namun sayangnya, mereka tidak mau mengeluarkan tenaga yang dimiliki dalam tubuhnya tersebut untuk bekerja. mereka mungkin lebih memilih untuk menjadi pengemis dari pada pekerja karena mereka mempunyai pemikiran “Untuk apa bekerja, jika rejeki bisa mengalir tanpa harus bekerja”. itulah sebuah pola pikir yang salah yang akan menyebabkan kemiskinan.
·      Budaya boros
Budaya boros adalah budaya negatif yang memiliki arti,secara tidak bijaksana menggunakan uang yang kita miliki untuk hal yang yang tidak perlu. Budaya boros sendiri identik dengan kegiatan pemuasan nafsu sesaat. Memelihara budaya boros , sama saja dengan menjatuhkan kita kejurang kemiskinan walaupun efeknya tidak terlihat secara langsung.
Dengan memeilihara budaya boros ini juga, akan membuat kita tidak bisa berinvestasi sebab uang yang kita miliki sudah habis terpakai untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. investasi sendiri adalah tindakan yang sangat penting dilakukan karena dengan berinvestasi uang kita akan bertambah
Untuk menyelsaikan masalah kemiskinan yang disebabkan faktor internal, kita harus membuat kesepakatan dengan diri sendiri agar tidak melakukan perbuatan tersebut di kemudian hari. Lakukanlah dari hal yang kecil karena sesungguhnya yang kecil tersebut akan berubah menjadi besar.



BAB III
P E N U T U P


A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa kebudayaan atau budaya itu dapat menjadikan kemajuan dan dapat juga menjadikan atau memyebabkan kemiskinan, itu semua tergantung pada kita sebagai manusia menanggapi atau menerima budaya tersebut dalam kehidupan kita, apabila kita mampu menjadikan budaya tersebut sebagai alat bagi kita banyak untuk dirikita maju, ataukah akan menjadikan kita tertinggal atau kemiskinan.

B. Saran
Kemajuan memang tidak dipungkiri merupakan hasil dari perubahan sosial yang berkembang. Tapi kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menfilter budaya-budaya itu sendiri. Apakah budaya tersebut pantas untuk kita sebagai warga negara Indonesia atau tidak?
Untuk masalah kemiskinan, penanggulangannnya harus diarahkan pada human capability. Elemen dasar human capability adalah pendidikan yang memainkan peranan penting dalam mengatasi masalah kemiskinan ini. Penulis juga menghimbau kepada masyarakat pada umumnya untuk menghilangkan budaya malas dan budaya boros. “Allah tidak akan mengubah suatu kaum kalau kaum itu tidak mau mengubah dirinya sendiri”, demikian firman Allah. Semua perubahan berawal dari perubahan individu itu sendiri.






DAFTAR PUSTAKA

Udin,Alim
Amaran. 1976. Ilmu Pengetahuan Budaya
Dasar
. Forum Pendidikan. IKIP : Jakarta
Kadir, Abdul dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Bina Ilmu : Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar asalkan dengan bahasa yang sopan..ok??