SEJARAH LAHIRNYA
PANCASILA
A. Latar Belakang
Sejarah
Masuknya agama besar di Nusantara menandai dimulainya
kehidupan beragama pada masyarakat. Di Indonesia agama Hindu dan Budha masuk
pada abad ke 7. Kedua ajaran agama tersebut cukup lama berpengaruh di seluruh
aspek kehidupan masyarakat Nusantara
Sebagai tempat dekat dengan bandar perdagangan Samudra
Pasai maupun Selat Malaka maka di Nusantara terjadi kontak dengan berbagai
bangsa termasuk pedagang Gujarat yang membawa ajaran Islam pada abad ke-13.
Bagaimana agam-agama merubah kehidupan dan pandangan masyarakat dapat dilihat
pada sistem sosial ekonominya. Penyelenggaraan perdagangan di kota pelabuhan
menimbulkan komunikasi terbuka, sehingga terjadi mobilitas sosial baik
horizontal maupun vertikal serta perubahan gaya hidup dan nilai-nilai.
B. Sejarah Pergerakan
Indonesia
Sebelum negara Indonesia terbentuk, bentuk pemerintahan
adalah kerajaan yang tersebar di Nusantara. Dilndonesia dulu terdapat dua
kerajaan besar yaltu Sriwijaya dan Majapahit.
lalu abad ke-16 bangsa Eropa mulai masuk ke Nusantara dan
terjadilah perubahan politik kerajaan yang berkaitan dengan perebutan hegemoni.
Belanda telah meletakkan dasar-dasar militernya pada tahun 1630an guna mendapat
hegemoni perdagangan atas pemiagaan laut. VOC sebagal perwakilan dagang Belanda
di Indonesia mendirikan markas besarnya di Batavia dan mulai menguasai wilayah
perdagangan.
Pada pertengahan abad XVII Belanda tidak puas hanya
dengan perjanjian perdamaian, pembangunan benteng-benteng dan pertahanan
Angkatan Laut untuk memperkokoh kekuasaan Belanda. Kekuasaan VOC berakhir pada
31 Desember 1799, kemudian aset-asetnya diambil alih oleh pemerintah Belanda.
Karenanya sejak abad XIX Belanda menguasai Nusantara dalam seluruh aspek
kehidupan atau menjadikan koloninya. Kekuasaan itu terus berlangsung hingga
Jepang merebutnya pada tahun 1942.
C. Menuju Kemerdekaan
Kontak dengan bangsa Eropa telah membawa
perubahan-perubahan dalam pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya paham
baru, seperti liberalisme, demokrasi, nasionalisme. Paham-paham tersebut
sebenarnya telah muncul abad 18 di Eropa, tetapi masuk dan berkembang di
Indonesia baru abad XX awal, kecuali liberalisme.
Pada 1870 Belanda telah membuat kebijakan yang disebut
Hindia Belanda ini dengan “Iiberalisasi”. Berkat perjuangan golongan liberal
dan humanis makacultuurstelsel
sedikit demi sedikit mulai dihapuskan. Pada tahun 1870 dianggap sebagal batas
ahir berlakunya cultuurstelse dan
dikeluarkan Undang-Undang Agraria.
Sampai abad ke XIX perlawanan terhadap Belanda masih
bersifat lokal. Perlawanan negatif seperti mengundurkan diri ke daerah yang
belum terjangkau kekuasaan kolonial ataupun mencari perlindungan pada kekuatan
gaib. Sesudah 1900 mengalami perubahan yaitu, perlawanan bersifat nasional, perlawanan
positif dengan senjata, taktik modern, diplomasi. Perlawanan juga diorganisir
lebih baik, juga mulai memikirkan masa depan bangsa yang mendukung pertumbuhan
nasionalisme dapat menjadi kuat di kalangan mayarakat karena adanya kesamaan.
Kemudian Jepang mengalahkan Sekutu pada 8 Desember 1941
dan kemudian mengambil aIih kekuasaan Belanda tahun 1,942. Janji Jepang akan
membebaskan Indonesia dari penjajahan dan memajukan rakyat Indonesia. tetapi
dalam kenyataannya Jepang juga merampas kehormatan rakyat dan terjadi kemiskinan
dimana-mana. Janji Jepang baru mulai direalisir setelah Jepang makin terdesak
oleh Sekutu. Sekutu segera bangkit dari kekalahan Jepang dan mulai merebut
pulau-pulau antara Australia dan Jepang dan pada April 1944 mendarat di Irian
Barat. Pemerintah Jepang kemudian berusaha mendapat dukungan Indonesia, yaitu
saat Perdana Menteri Kaiso pada 7 September 1944 mengucapkan pidato yang
antaranya mengatakan akan memberikan kemerdekaan Indonesia.
D. Perumusan
Pancasila
Realisasi janji Jepang maka tanggal 29 April 1945 Jepang
memberi semacam hadiah ulang tahun kepada Indonesia, yaitu janji kedua yang
berupa “kemerdeka-an tanpa syarat. Tindak lanjut janji tersebut dibentuklah
BPUPKI. Pada hari itu diumumkan, Ketua: Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat, Ketua
Muda: Ichubangase, Ketua Muda: RP. Soeroso, dan enam puluh anggota biasa bangsa
Indonesia
1. Sidang Pertama
BPUPKI
BPUPKI mulai bekerja 28 Mei 1945 , dimulai upacara
pembukaan dan pada esoknya
dimulai sidang (29 Mei -1 Juni 1945). pembicaranya adalah
Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekamo.
a. Isi Pidato Mr. Muh Yamin
Di dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar
1945, dikatakan tanggal 29 Mei 1945 itu beliau berpidato tentang rancangan usulan
dasar negara sebagai berikut:
Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri
Kerakyatan, Kesejahteraan Rakyat.
b. Isi Pidato Mr. Soepomo
Sidang tanggal 31 Mei 1945 mengetengahkan pembicara Mr.
Soepomo. Di dalam pidatonya ia menjelaskan dasar pemerintahan suatu negara
bergantung pada staatsidee yang akan
dipakai. Menurutnya, di dalam ilmu negara ada beberapa aliran pikiran tentang
negara yaitu:
Pertama, aliran pikiran perseorangan (individualis). Menurut alam
pikiran ini negara ialah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas
kontrak seluruh orang dalam masyarakat itu (kontrak social).
Kedua, aliran pikiran tentang negara berdasar teori golongan
(class theory). Negara dianggap sebagai alat dari suatu golongan untuk menindas
kelas yang lain.
Ketiga, Aliran pikiran Iainnya: teori integralistik . Menurut
pikiran itu negara tidak menjamin kepentingan seseorang atau golongan tetapi
kepentingan masyarakat seluruhnya.
Setelah memaparkan ketiga teori tersebut Soepomo
menawarkan kepada hadirin untuk memilih aliran pikiran mana yang akan. Kemudian
Soepomo sendiri mengusulkan bahwa tiap-tiap negara memiliki keistimewaan
sendiri-sendiri, maka politik pembangunan negara Indonesia harus disesuaikan
dengan sociale structur masyarakat Indonesia sekarang.
Soepomo juga setuju dengan pendapat Moh. Hatta bahwa
negara yang didirikan itu bukan negara Islam, tetapi negara persatuan.
c. Isi Pidato Ir. Soekarno
Pada hari ke-4 sidang pertama BPUPKI, tanggal I Juni
1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasannya mengenai dasar bagi Indonesia
merdeka. Pada intinya, Ir. Soekarno pertama-tama memaparkan dasar-dasar
Indonesia merdeka, itu adalah dasarnya suatu negara yang akan didirikan yang
disebutnya phiosophische grondsag.
lalu lr, Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia
itu disebut Pancasila, yaitu:
Kebangsaan (nasionalisme), Kemanusiaan (internasionalisme),
Musyawarah, mufakat, perwakilan, Kesejahteraan social, Ketuhanan yang berkebudayaan
Jika anggota sidang tidak setuju, maka rumusan itu dapat
diperas menjadi tiga yang disebutnya Trisila, yaitu: Sosio-nasionalisme,
Sosio-demokrasi, Ketuhanan
Rumusan Trisila dapat pula diperas menjadi satu sila yang
disebut sebagai Ekasila, yaitu gotong-royong. Selain usulan yang disampaikan
secana lisan, para anggota diminta memberi usulan secara tertulis. Kemudian,
dibentuklah suatu panitia kecil
berjumlah delapan orang untuk menyusun dan mengelompokkan
semua usulan tersebut.
Setelah meneliti dan mengelompokkan usulan yang masuk,
diketahui ada perbedaan pendapat dari para anggota sidang tentang hubungan
antara agama dan negara. Para anggota sidang yang beragama Islam menghendaki
bahwa negara berdasarkan syariat Islam, sedangkan golongan nasionalis
menghendaki bahwa negara tidak mendasarkan hukum salah satu agama tertentu.
Lalu dibentuk suatu panitia kecil yang berjumlah sembilan orang , yang
anggotanya berasal dari golongan nasionalis.
sidang tanggal 22 Juni 1945 menghasilkan kesepakatan,
kesepakatan yang dituangkan di dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat
dalam rumusan dasar Negara. Moh. Yamin menyebutnya Piagam Jakarta.
2. Sidang Kedua
BPUPKI
Pada sidang kedua BPUPKI tanggal 10 Juli 1945 Ir.
Soekarno diminta menjelaskan tentang kesepakatan tanggal 22 Juni 1945. OIeh
karena sudah mencapai kesepakatan maka pembicaraan mengenai dasar negara
dianggap sudah selesai. Selanjutnya dibicarakan mengenai materi undang-undang
dasar dan penjelasannya. Penyusunan rumusan pasal-pasal UUD diserahkan kepada
Mr. Soepomo. Demikian pula mengenai susunan pemerintahan negara yang terdapat
dalam Penjelasan UUD. Sidang ini juga berhasil menentukan bentuk negara jika
Indonesia merdeka. Bentuk negara yang disepakati adalah republik.
3. Pembentukan PPKI
kedudukan Jepang yang terdesak, karena serangan balik
Sekutu. Komando Tentara Jepang di wilayah Selatan mengadakan rapat pada akhir
Juli 1945 di Singapura. Disetujui dalam rapat tersebut bahwa kemerdekaaan bagi
Indonesia akan diberikan pada tanggal 7 September 1945. Akan tetapi dalam bulan
Agustus terjadi perubahan cepat dan tanggal 7 Agustus Jendral Terauchi
menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang bertugas
melanjutkan tugas BPUPKI dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
karena akan diadakannya pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada bangsa
Indonesia.
Anggota PPKI terdiri dari 21 orang dengan ketua Ir.
Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh. Hatta. Secara simbolis PPKI dilantik oleh
Jendral Terauchi dengan mendatangkan Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Rajiman
Wedyodiningrat. Dalam pidatonya Terauchi mengatakan cepat lambatnya kemerdekaan
bisa diberikan tergantung kerja PPKI. tanggal 11 Agustus 1945, ia mengatakan
bahwa kemerdekaan akan diberikan tanggal 24 Agustus 1945. Akan tetapi
perkembangan cepat justru terjadi setelah bom atom dijatuhkan di Hinosima dan
Nagasaki.
pada tanggal 14 Agustus 1945 di Kemayoran Ir. Soekarno
mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga dan
kemerdekaan itu bukan merupakan hadiah dari Jepang melainkan hasil perjuangan
bangsa Indonesia sendiri. OIeh karena itu Ir. Soekarno atas tanggung jawab
sendiri menambah jumlah anggota sehingga jumlah seluruhnya ada 21 orang. Dan
ditambah enam orang lagi wakil golongan yang terpenting yaitu 1)
Wiranatakusuma, 2) Ki Hadjar Dewantara, 3) Mr. Kasman Singodimedjo, 4) Sajuti
Malik, 5) Mr. Iwa Kusuma Sumantri, 6) Achmad Soebardjo.
E. Lahirnya Negara
Indonesia
Dalam pelaksanaan proklamasi ternyata terdapat perbedaan
antara golongan tua dan golongan muda tentang kapan pelaksanaan pernyataan
kemerdekaan. Golongan muda agresif menghendaki kemerdekaan diproklamasikan
secepatnya. Yang termasuk golongan muda adalah: Soekarni, Adam Malik, Kusnaini,
Sutan Syahrir, Sayuti Malik, Soedarsono, Soepomo, dll. Sutan Syahrir sebagai
tokoh pertama yang menginginkan diproklamasikannya kemerdekaan oleh
Soekarno-Hatta tanpa menunggu janji Jepang, karena ia telah mendengar siaran
radio tentang kekaIahàn Jepang. Perbedaan itu memuncak dengan diamankannya
Soekarno -Hatta ke Rengasdengklok oleh para pemuda agar tidak mendapat pengaruh
Jepang. Atas desakan pemuda dan massa, akhirnya Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia.
F. Sidang Pertama
PPKI tanggal 18 Agustus 1945
Sidang pertama PPKI dilaksanakan setelah Proklamasi
Kemerdekaan, dipimpin oleh ketua Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Moh. Hatta
dan dihadiri anggota sejumlah 25 orang. Agenda sidang mengenai pengesahan
Undang-Undang Dasar. Ir. Soekarno sebagai ketua meminta agar anggota sidang
mengikuti garis-garis besar yang telah dirancang dalam sidang kedua BPUPKI.
Terdapat perubahan yang telah dilakukan sebagai hasil pembicaraan dengan
beberapa anggota dan kemudian Ir. Soekamo mempersilahkan Drs. Moh Hatta sebagai
wakiI ketua untuk menjelaskan mengenai perubahan di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar serta pasal-pasalnya. SeteIah itu, Pembukaan Undang-Undang
Dasar dan pasal-pasal UUD tersebut disahkan menjadi Undang-Undang Dasar negara
Republik Indonesia..
Pada sesi kedua, Ir. Soekarno meminta Mr. Soepomo
menjelaskan tentang pemandangan umum, yaitu tentang opzet (rencana)
Undang-Undang dasar ini. Soepomo menjelaskan pokok-pokok pikiran untuk UUD
sebagai berikut:
1. Kedaulatan negara ada di tangan rakyat,
penjelmaan rakyat di dalam badan MPR
2. MPR menetapkan UUD, mengangkat presiden dan
wakil presiden, menetapkan
GBHN
3. Presiden dan wakil Presiden berada di bawah
MPR
4. Di samping Presiden ada DPR yang bersama
Presiden membentuk UndangUndang
5. Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dan
mentri-mentri negara
6. Mentri-mentri diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden
7. Untuk tingkat pusat, selain DPR ada DPA yang
memberikan pertimbangan kepada pemerintah (presiden dan wakil presiden)
8. Di bawah pemerintah pusat ada pemerintah
daerah dan pemerintah asli tetap dihormati, misalnya Sultanat-sultanat,
Koti-koti, Desa, dsb.
Setelah itu acara pengangkatan presiden, wakil presiden
dan pembentukan KNIP. Atas usul anggota sidang, Oto Iskandardinata pemilihan
presiden diselenggarakan secara aklamasi dan ia mengajukan calon yaitu Ir.
Soekarno sendiri sebagai presiden. Setelah Ir. Soekarno menyatakan kesediannya
menjadi presiden, maka semua anggota berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Demikian pula Oto Iskandardinata mengusulkan wakil presiden adalah Drs.
Moh. Hatta. Selanjutnya sidang hari itu membicarakan rancangan aturan peralihan.
Di dalam tersebut dinyatakan pembentukan KNIP. Alasan
dibentuk ialah mungkin sekali anggota-anggota dan PPKI tidak lama lagi akan
meninggalkan Jakarta, maka perlu ada suatu komite di Jakarta untuk kepentingan
membantu presiden. Komite ini setara kedudukannya dengan MPR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar asalkan dengan bahasa yang sopan..ok??