Keadaan
berprilaku yang baik atau sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup beraktifitas dan berproduktif secara sosial
dan ekonomis dalam lingkungan
dan kehidupan sehari-hari. Seseorang harus peduli pada keadaan dirinya mulai
dari pengetahuan kesehatannya.
Seseorang harus
mengetahui bagaimana memelihara kesehatannya, seperti pengetahuan tentang penyakit menular,
pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait kesehatan, dan apa saja yang
memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. Setiap orang
juga diharapkan dapat memelihara kesehatan dan faktor-faktor lain yang terkait
dalam kesehatan.
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Setelah Perang
Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah.
Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Pepatah
Yunani tentang mens sana in confore sano merupakan satu indikasi bahwa
masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya
aspek kesehatan mental.
Yang tercatat dalam sejarah ilmu,
khususnya di bidang kesehatan mental, kita dapat memahami bahwa gangguan mental
itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada
upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban. Untuk lebih lanjutnya,
berikut dikemukakan secara singkat tentang sejarah perkembangan kesehatan
mental.
Sejarah Perkembangan
Kesehatan Mental
Seperti juga
psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak
adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak
beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.
Beratus-ratus
tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah
syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita
penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum
dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun
ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi
orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan
William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam
mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa
Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya
usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang
dikemukakan.
Masa selanjutnya
adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai
teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix
merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari
Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental
dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki
kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke
Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar
pada abad ke-19.
Tokoh lain yang
banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford
Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua
tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan
kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum
tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan
menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam.
Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan
dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun,
beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya
”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan
tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan
dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang
definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya
itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak
peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu
program nasional, yang berisikan:
1.
Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2.
Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen
dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi
dan mental.
3.
Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental
dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4.
Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya
penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James
dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers
tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene”
dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908
terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu
pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana
Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.
Dasar dan Tujuan
Mempelajari Kesehatan Mental
Kesanggupan
seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati
kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati
hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan
kehendaknya.
Pemahaman
terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep
dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu
motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical
conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri.
Motivasi adalah
keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia.
Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang
mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan
atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia. Kedua,
motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ
manusia.
Pertarungan
psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan
yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak
sanggup memilih salah satu hal tersebut.
Kerisauan,
secara umum, adalah pengalaman emosional yang tidak menggembirakan yang dialami
seseorang ketika merasa takut atau terancam sesuatu yang tidak dapat
ditentukannya dengan jelas. Biasanya keadaan ini disertai perubahan keadaan
fisiologis, seperti cepatnya debaran jantung, hilang selera makan, rasa sesak
nafas, dan lain sebagainya.
Cara membela
diri merupakan cara yang dibuat dan dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar
untuk menghindarkan dirinya menghadapi pergolakan kerisauan yang dihadapi dan
kekuatan-kekuatan yang bertarung dengan nilai-nilai, sikap dan tuntutan
masyarakat.
Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu
itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut:
1.
Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2.
Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan
mental.
3.
Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan
mental masayarakat.
4.
Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan
mental masyarakat.
KEPRIBADIAN SEHAT
PSIKOANALISA
Pandangan
pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif
tulisan-tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan
kepribadian. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id,
Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara
mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur ini
dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi
kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau
energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun
oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini. Ego
merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam
lingkungan sosial.
Sistem kerjanya
pada lingkungan adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar
tidak melanggar nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian
moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah-
benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.
Kesadaran dan Ketidaksadaran
Pemahaman
tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan
terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan
problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat
dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi
logisnya.
Sedangkan
kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan
pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah
permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang
terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia,
semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam
ketidaksadaran.
Kecamasan
Bagian yang
tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Kecemasan ini
menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang
sistem kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada
tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral.
(1)
Kecemasan realita adalah rasa takut akan
bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat
tergantung kepada ancaman nyata.
(2)
Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan
menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat mebuatnya terhukum, dan
(3)
Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang
hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat
sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Mekanisme Pertahan
Ego
Untuk menghadapi
tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan
ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut
mekanisme pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap
tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang
penting adalah:
a.
represi; ini merupakan sarana
pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan
mengancam keluar dari kesadaran,
b.
memungkiri; ini adalah cara mengacaukan
apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c.
pembentukan reaksi; ini adalah menukar
suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan melawannya dalam
kesadaran,
d.
proyeksi; ini berarti memantulkan
sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia luar,
e.
penggeseran; merupakan suatu cara untuk
menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls dengan jalan
menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih aman”,
f.
rasionalisasi; ini cara beberapa orang
menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan disingkirnya ego yang
babak belur,
g.
sublimasi; ini suatu cara untuk
mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa
diterima, bahkan ada yang dikagumi,
h.
regresi; yaitu berbalik kembali kepada
prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i.
introjeksi; yaitu mekanisme untuk
mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar orang lain,
j.
konpensasi,
k.
ritual dan penghapusan.
BEHAVIORISME
Teori
belajar Behavioristik
adalah sebuah teori yang di cetuskan
oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
Tokoh utama aliran ini ialah J.B. Watson. Watson sebenarnya
mula-mula belajar filsafat, tetapi kemudian pindah ke dalam lapangan psikologi.
Sejak tahun 1912 watson telah menjadi terkenal karena
penyelidikan-penyelidikannya mengenai proses belajar pada hewan.
Teori
ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.
Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau penbiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon . seorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut
teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon.
Stimulus
adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa
reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru
tersebut. Proses yangterjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati adalah simulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan
diukur.
Teori
ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bial penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bial penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
Tokoh-tokoh
aliran behavioristik di antaranya adalah
1. Thorndike
2. Watson
3. Clark Hull
4. Edwin Guthrie
2. Watson
3. Clark Hull
4. Edwin Guthrie
5. Skinner
DAFTAR
PUSTAKA
·
Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental
dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989,
·
Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental…
·
Hasan Langgulung, Teori-Teori
Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hal. 50-76.
·
Moeljono Notosoedirdjo, Kesehatan
Mental; Konsep dan Penerapan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang,
2002, hal. 14.
·
Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi
Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.
·
Brennan, James F. 2006. Sejarah dan
Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada Sarlito W. Sarwono.
2002. Berkenalan dengan ALiran-Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi.
Jakarta : PT Bulan Bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar asalkan dengan bahasa yang sopan..ok??